JAKARTA, KOMPAS.com — Ciputra, salah satu tokoh yang kiprahnya diakui dunia Internasional, mengatakan, masa-masa
booming properti di Indonesia masih akan berlangsung hingga tiga tahun ke depan.
Peraih Luminary Award
ini optimistis iklim investasi dengan dukungan perekonomian kian
kondusif dapat menggerakkan pertumbuhan bisnis dan industri properti
yang positif.
Kami tidak menjual saham, kami tidak melakukan obral,
kami tidak menjual sekadar properti. Tapi kami optimistis karena kami
menjual brand yang dipercaya pembeli, kami menjual komitmen.
-- Ciputra
Menurut Ciputra, segala indikator aktual yang terjadi tak akan memberikan peluang bisnis properti akan
crash
dalam waktu dekat. Suku bunga perbankan masih di bawah 10 persen,
pertumbuhan ekonomi berada di angka positif yakni 6 persen, dan
kebutuhan properti terutama perumahan masih sangat tinggi. Selain itu,
harga properti Indonesia masih sangat rendah dibanding negara lain
sehingga menarik minat investor untuk menanamkan uangnya ke properti.
"Ketimpangan
14 juta unit rumah yang belum terpenuhi akan mendorong pengembang untuk
terus melakukan pembangunan. Ini secara langsung berdampak pada laju
pertumbuhan bisnis dan industri properti," ujar Ciputra kepada
Kompas.com, di Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Menghadapi
peluang dan tantangan demikian, Ciputra Group sendiri mengakomodasi
perubahan pasar yang dinamis tersebut dengan mengubah strategi bisnis.
Menurut pria 83 tahun yang masih kuat mengingat detail sejarah panjang
imperium bisnisnya ini, strategi yang diimplementasikan adalah menjalin
kerja sama strategis dengan pemilik lahan.
Opsi kerja sama dengan
pemilik lahan memungkinkan Ciputra Group dapat meminimalisasi ongkos
produksi (dalam hal ini modal kerja) serta mengurangi ketergantungan
akan utang pada perbankan. Utang Ciputra Group saat ini hanya 10 persen
dari total nilai ekuitas.
Defisit lahan kosong di Jakarta dan
umumnya di Pulau Jawa dianggap Ciputra sebagai tantangan sekaligus
peluang. Harga tanah di kota dengan infrastruktur memadai sudah sangat
tinggi dan pasokannya pun minim. Itu yang menjadi pemikiran Ciputra
setiap hari. Karena itulah, pihaknya saat ini aktif
melakukan ekspansi ke luar Jawa.
"Kami tidak menjual saham, kami tidak obral, kami tidak menjual sekadar properti. Tapi kami optimistis, karena kami menjual
brand yang dipercaya pembeli, kami menjual komitmen," tandas Ciputra.
Ciputra
belajar dari krisis 1997-1998. Menurutnya, mengembangkan properti tidak
bisa dilakukan sendiri. Selain urusan filosofi bisnis yang mereka
pegang teguh, yakni integritas, profesional, dan berkomitmen, juga
entrepreneur. Hal terakhir inilah yang membuat Ciputra punya mimpi melahirkan generasi baru "Ciputra-Ciputra" muda.
Kiat bertahan
Diakui
atau tidak, Ciputra merupakan begawan properti tak tergantikan hingga
saat ini. Terobosan ide, gagasan kreatif, dan komitmennya terhadap
sektor properti Indonesia tak diragukan. Ia pun tak segan berbagi
tentang kiat-kiatnya dapat bertahan dari krisis properti dan mampu
mengembalikan hegemoninya di tengah-tengah persaingan yang demikian
sengit.
Menurutnya, yang sangat dibutuhkan oleh pemain properti
adalah tak sekadar dapat membangun properti, menjualnya, dan kemudian
laris terserap pasar. Yang paling penting adalah bagaimana membangun
branding yang tercipta dari tiga hal integritas, profesional, dan
entrepreneur (berkomitmen). Integritas dapat diciptakan dari perilaku berbisnis dengan adil, berbisnis dengan benar, berbisnis dengan jujur.
"Tanpa ketiganya, tak akan dipercaya," imbuh Ciputra.
Sementara
profesional adalah tak sekadar dapat melahirkan perusahaan-perusahaan
yang menaungi proyek-proyek baru, tetapi juga bagaimana
perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan dan
menjalankan otoritasnya secara independen. Ciputra memiliki tiga unit
perusahaan terbuka, yaitu PT Ciputra Surya Tbk, PT Ciputra Property Tbk,
dan PT Ciputra Development Tbk, yang masing-masing dikelola secara
mandiri dan profesional.
"Ketiganya memiliki kapitalisasi pasar
senilai lebih kurang Rp 40 triliun. Kami akan menambah nilai tersebut
seiring dengan rencana besar membangun properti di seluruh pelosok
Indonesia. Karena Indonesia bukan hanya Jakarta atau Jawa, tapi dari
Sabang sampai Merauke," ucap Candra Ciputra, generasi kedua sekaligus
pemimpin usaha Ciputra Group.